
Peserta Diklatsar, saat mengikuti materi PBB dan Ketahanan.
SADAP_Pendidikan dan Latihan Dasar (Dikalsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang dilaksanakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Jember tidak hanya diisi tentang materi kebanseran dan ke NU an, tetapi juga dilatih ala militer.
Pelatihan ini dilaksanakan di lapangan Desa Padomasan, Jombang, Jember mulai Jumat (24/1/25) kemarin sampai Minggu (26/1/25).

Salah satu materi yang disampaikan adalah Pelatihan Baris Berbaris (PBB) dan Ketahanan, dalam latihan ini diisi oleh Subur, anggota TNI dari Koramil Jombang.
Kepada pewarta, Subur menyampaikan, untuk menjadi pasukan yang tangguh tidak hanya dibutuhkan pelatihan fisik, tetapi juga dibutuhkan pelatihan mental.
“TNI juga seperti itu, fisik kuat itu harus, tetapi mental juga tidak boleh kalah dan kendor,” ungkapnya.
Jika mental kendor, lanjut Subur, jadi pasukan akan mundur sebelum perang, dan jauh dari kata menang.
Dia juga mencontohkan, adanya beberapa peserta yang mundur dari pelatihan itu juga indikasi mental yang kurang kuat. Pasalnya, di awal pelatihan peserta sudah mendapatkan tes mental yang keras, seperti perintah dan instruksi dari panitia yang terkesan keras dan tegas, sehingga ditafsir oleh beberapa peserta sebagai perkataan kasar.
“Di TNI juga seperti itu, kalau sudah masuk pelatihan itu, ibarat masuk kandang macan, maka peserta akan ditanya, kalau tidak siap dipersilahkan untuk mundur,” ungkap lelaki warga Cempaka Putih tersebut.
Meskipun demikian, lanjut Subur, sudah ada perubahan signifikan dari peserta. Menurut pengamatannya sejak apel pembukaan acara kemarin, dibanding setelah mengikuti materinya peserta sudah mulai mengerti.
“Alhamdulillah, Danton (Komandan Pleton) yang saat pembukaan masih tolah-toleh, setelah mengikuti materi sudah tegas dan faham materi,”terang pria yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Durotut Tholibin, Jombang, Jember tersebut.
Meskipun demikian, masih banyak yang perlu dibenahi dari peserta, seperti kekompakan dan sifat individual.
“Mungkin karena masih sebentar bertemu di acara, belum saling kenal, sehingga rasa individualis masih terasa,” ungkap Babinsa Desa Padomasan, Jombang tersebut.
Pasca acara, dia berharap ada kegiatan tindak lanjut dari alumni pelatihan, seperti apel bersama. Diisi dengan materi fisik, olahraga bersama satu bulan sekali.
“Kalau untuk hasil sempurna tidak bisa instan, ya harus sering ketemu dan latihan, bertahap TNI saja perlu waktu berbulan-bulan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dari ratusan peserta yang terdata dalam pendaftaran, hanya sekitar puluhan peserta yang memenuhi syarat menjadi peserta. Di hari pertama pelatihan ada beberapa peserta yang menyatakan ketidak siapan melanjutkan pelatihan, dan dinyatakan gugur menjadi peserta. (*)